Seorang Mahasiswa Unair Raih Medali Emas Dalam Cabang Olahraga Wushu di PON XX Papua 2021

Marauke Alisya Mellynar, baru saja mendapatkan medali emas kategori olahraga wushu, dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Merauke, Papua.

Mahasiswa D4 Pengobat Tradisional, Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini mengaku senang atas capaian prestasi yang ia torehkan.

Bahkan, Alis mengungkapkan, bahwa ia tak pernah menduga akan membawa pulang medali emas. "Ini merupakan kali pertama bagi saya mengikuti PON, sehingga saya juga tidak memiliki target untuk berhasil naik podium," ungkapnya, Kamis (7/10).

Sebelum mengikuti perlombaan dalam PON, Alis rutin melakukan latihan baik di tingkat daerah di Surabaya maupun pada program pemusatan latihan nasional (Pelatnas) yang dilaksanakan di Jakarta. Segala bentuk latihan yang dilakukan Alis tentu merupakan arahan dari sang pelatih.

Alis bercerita, awal mula ia mengikuti wushu karena ajakan kakak sepupunya. Saat itu, Alis masih berusia 10 tahun.

Setelah tiga tahun berjalan lebih, tepatnya pada tahun 2014, dia mulai serius menggeluti wushu dan berhasil memperoleh peringkat empat pada ajang kompetisi di Yogyakarta.

"Awalnya memang hanya ikut kakak sepupu, tetapi orang tua terus mendukung saya dan selalu mengantar saya latihan hingga tiga tahun berlalu saya memutuskan untuk lebih serius karena saya juga ingin menjadi anak yang berguna bagi orang tua," cerita Alis.

Selain mendapatkan medali emas di ajang PON Papua, sebelumnya, segudang prestasi existed juga sudah pernah Alis raih. Baik di tingkat nasional, maupun internasional.

Pada tingkat nasional prestasi yang diraih Alis yaitu pada ajang kejuaraan nasional (Kejurnas) Wushu Junior dan Senior citizen di Semarang tahun 2017, Kejurnas Wushu Junior dan Elder (Piala Presiden dan Piala Raja Sultan Hamengkubuwono X) di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2018, serta Kejurnas Wushu Junior dan Senior (Piala Presiden dan Babak Kualifikasi PON 2020) di Bangka Belitung.

Sementara kejuaraan pada tingkat internasional prestasi yang berhasil Alis raih yakni pada International Borneo Martial Arts Open, Sibu, Malaysia tahun 2017 dimana dia memperoleh satu emas dan satu perak.

Selain itu, dia juga berhasil memperoleh dua emas pada third Globe Taijiquan Championships, Burgas, Bulgaria tahun 2018.

"Dalam setiap kompetisi saya selalu ingin memberikan yang terbaik untuk pelatih dan orang tua saya. Namun terkadang keinginan saya tersebut juga menjadi beban tersendiri bagi saya," ucapnya.

Ke depan, Alis berharap dapat lebih banyak mengukir prestasi. Namun, belajar dari pengalaman sebelumnya, Alis tidak ingin terlalu banyak target dan juga tidak ingin berekspektasi terlalu tinggi.

Menurutnya, yang terpenting adalah memberikan usaha terbaik dan berserah kepada Yang Maha Kuasa terkait apa yang akan terjadi.

"Menurut saya, ketika telah memutuskan untuk menggeluti sesuatu maka jangan memberikan usaha yang setengah-setengah. Ketika melakukan sesuatu tidak tulus dari hati maka hasil yang didapatkan juga tidak akan setinggi yang diharapkan," kata Alis.

Terakhir, Alis berpesan ketika tidak ada motivasi untuk berprestasi dari diri sendiri maka cobalah untuk melihat perjuangan orang yang berada disekitar. Menurutnya, usaha yang dilakukan orang lain akan menjadi sia-sia ketika tidak muncul kesadaran dari diri sendiri.

"Jadi, menurut saya ketika kita telah mendapat banyak pengorbanan dari orang lain contohnya dari orang tua maka setidaknya kita juga dapat memberikan pengorbanan yang sama untuk mereka," tutupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jose Mourinho di Pecat Dari Tottenham, Semakin Lunturnya Kehebatanya Sebagai Pelatih

Par Ahli Sejarah Menemukan Sosok Nenek Moyang Orang Asia Tenggara, Usianya 13.000 Tahun

Beberapa Penyakit yang Mengintai Dari Kolam Renang